Sabtu, 06 Maret 2010

Spirit Patriotisme dalam Pendidikan

posted by: Sigit

ADA yang terlupakan dari peringatan proklamasi kemerdekaan RI ke-61 yakni melakukan reformasi mengenai relasi dan keterkaitan antara pendidikan dan kemerdekaan.

Dalam perspektif sejarah, pendidikan telah memberikan kontribusi yang berarti bagi bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari belenggu kolonialisme imperialisme Belanda dan Jepang pada awal abad ke-20.

Tokoh-tokoh terkemuka dan para perintis pendidikan di antaranya R.A. Kartini, R. Dewi Sartika, K.H. Ahmad Dahlan, Ki Hadjar Dewantara, dan Teuku Moh. Syafei, memiliki visi dan misi pendidikan dalam bingkai kebangunan Indonesia untuk meraih kemerdekaan dan kebebasan.

Mereka mentransfer ilmu pengetahuan dan menginternalisasikan rasa percaya diri kepada para pelajar agar berdaya kemajuan dan berjiwa merdeka.

Melalui pendidikan, nasionalisme dan patriotisme menjadi semakin tumbuh dan berkembang dalam pikiran dan jiwa para pelajar, generasi muda.

Di luar sekolah mereka berbagi nilai nasionalisme dan semangat patriotisme tersebut kepada anggota keluarga dan tetangga.

Berdirinya Budi Utomo (1908), Perhimpunan Indonesia (1926), dan dicetuskannya Sumpah Pemuda (1928), tidak lepas dari peran generasi muda yang terdidik di era kolonialisme.

Pada masa perang kemerdekaan dan revolusi untuk mempertahankannya, generasi muda yang terpelajar itu bukan sekadar mampu untuk merancang organisasi atau menjadi aktivis, tetapi mereka juga memiliki keberanian dan strategi untuk membangun kekuatan bersenjata yang dikenal dengan sebutan Tentara Pelajar (TP).

Bisa dikatakan ketika di sekolah mereka menggunakan pena dan kertas untuk belajar; dan ketika berada di luar sekolah mereka angkat senjata untuk bertempur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar